UNTRUSTED FATHER
Saya teringat cerita tentang seorang ayah yang sangat kasar terhadap istri dan anaknya. Ia bahkan berselingkuh dan terjebak dalam narkoba. Selama bertahun-tahun ia tidak pernah memberikan teladan yang baik kepada keluarganya dan meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah dan suami. Anaknya sendiri tidak pernah memiliki ikatan emosional yang dalam. Mereka malah merasa sangat pahit dan tidak ingin lagi menganggapnya sebagai ayah. Setiap kali bertemu di rumah, antara ayah dan anak seolah-olah seperti orang yang tidak saling kenal, si anak tidak pernah mau member respek dan tidak lagi mengajak ayahnya bicara. Namun, kondisi ini bukannya membuat sang ayah sadar, ia malah semakin kesal. Ia sering kali mengumpat kepada teman-temannya bahwa keluarganya tidak menghormati dia sebagai kepala keluarga dan sama sekali tidak menganggapnya sebagai kepala keluarga.
Saya teringat cerita tentang seorang ayah yang sangat kasar terhadap istri dan anaknya. Ia bahkan berselingkuh dan terjebak dalam narkoba. Selama bertahun-tahun ia tidak pernah memberikan teladan yang baik kepada keluarganya dan meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah dan suami. Anaknya sendiri tidak pernah memiliki ikatan emosional yang dalam. Mereka malah merasa sangat pahit dan tidak ingin lagi menganggapnya sebagai ayah. Setiap kali bertemu di rumah, antara ayah dan anak seolah-olah seperti orang yang tidak saling kenal, si anak tidak pernah mau member respek dan tidak lagi mengajak ayahnya bicara. Namun, kondisi ini bukannya membuat sang ayah sadar, ia malah semakin kesal. Ia sering kali mengumpat kepada teman-temannya bahwa keluarganya tidak menghormati dia sebagai kepala keluarga dan sama sekali tidak menganggapnya sebagai kepala keluarga.
Jika melihat sekilas, anda tentu tahu mengapa pria itu tidak mendapatkan hormat dari keluarganya. Bagaimana mungkin ia mengharapkan istir dan anaknya bisa menghormatinya dan menganggapnya sebagai keluarga sementara ia tidak pernah memenuhi tanggung-jawabnya sebagai seorang kepala keluarga?. Penghormatan tidak pernah datang dengan sendirinya. Anda hanya akan dihormati jika anda menyelesaikan tanggung jawab anda.
Jika anda adalah pemimpin, anda tentu akan memahami prinsip ini. Jika anda tidak pernah bisa memenuhi tanggung jawab anda sebagai pemimpin, mana mungkin bawahan anda mau menghormati anda?. Masalahnya yang sering kali terjadi adalah kebalikannya. Kita biasanya minta dihormati dulu, baru mau menjalankan tanggung jawab.
Saya ingat sebuah cerita dari Michael Abrashoff. Michael Abrashoff adalah serorang kapten kapal berusia 30-an yang ditugaskan memimpin sebuah kapal yang terkenal sangat payah reputasinya, bahkan kapal yang ia pimpin termasuk dalam daftar 10 besar kapal angkatan alut terburuk di Amerika. Namun, dalam waktu sekitar 20 bulan, Michael bisa mengubah kapal tersebut menjadi salah satu kapal terbaik dan memenangkan sebuah penghargaan.
Mengapa Michael bisa melakukannya?. Karena tidak hanya sekadar member perintah, ia juga berusaha memahami anak buahnya, dan bekerja bersama, terlibat dalam kehidupan anak buahnya, dan menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemimpin, yaitu mengarahkan, memahami, mengayomi, dan melindungi mereka. Michael bahkan tidak segan makan bersama anak buahnya di geladak.
Jika bawahan kita bisa melihat bahwa kita memang menjalankan fungsi kita sebagai pemimpin mereka, saya tidak ragu mereka pasti akan dengan sukarela mengikuti dan menghormati kita. Sudahkah anda benar-benar menjadi pemimpin atau hanya sekedar tukang perintah?
No comments:
Post a Comment